Jika ada yg berbicara tentang
Betis ini terasa pegal menyangga tubuh.Sembari menahan fatique asam laktat yg kian menuntut,pikiran saya melayang membayangkan
Ah…
“TEmpat apa ini…!!”, desis saya berbisik.
Pintu tempat itu tertutup, tidak ada tanda2 kehidupan. Bukan sekedar tidak ada kehidupan…yeah, tentu saja, ga ada taman bunganya. Tidak ada bunga terompet, melati, lidah buaya, rerumputan, harumnya bunga tahi ayam.
GA ada!!
Hanya ada sebuah kursi panjang –mungkin sbg ruang tunggu utk mns seperti saya-.
Di depan pintu tertulis TUTUP. Saya duduk di kursi itu. Sekedar melepas lelah dan jengah. Untuk kesekian kalinya, saya memandang keseliling. Beberapa buku di pajangkan di etalase toko. Om kumis ‘Che Guevara’ terpatri-ideologis di sudut kanan. Ada Filosofi Kopi-Dee. Saya tersenyum mengulas memory Rico de Coro dlm novel itu. Buku2 karangan Eko Prasetyo cukup menggiurkan utk saya nikmati siang ini. Dan beberapa buku kiri
‘Lebih baik aku cuma punya gubuk ketimbang tidak membaca buku’.
Seingat saya, begitu isi pamflet yg digantungkan di depan posisi duduk kala itu.
“Apa membaca membuat miskin..?!!”, Tanya saya sok kritis.teman saya angkat bahu.
Rasa penasaran saya merasuk. Sekitar 30 menit saya duduk-tenang disana. Tetap setia menunggu barangkali tokonya terlambat dibuka krn sang empunya bangun kesiangan. But..arloji di tangan saya menunjukkan pukul 11 siang.Buset … kalo masih tidur!. Setelah hampir satu jam menunggu, saya pun nyerah.Satu harap saya … esok mereka lbh disiplin dari hari ini.dan mesti berpikir dua kali sebelum menamakan usaha seperti toko/perpustakaan/dan lainnya dgn
Harus diakui..rasa penasaran saya belum terpuaskan. Kenapa namanya harus
Bukan toko buku serba-ada, atau juga toko buku-MILIK bersama.
Kenapa…kenapa…
Rasa itu terus saya simpan hingga raga ini meninggalkan Jatinangor tercinta…
Ahh…sesampainya di Medan, saya seakan mendapat penampakan dari filosofi
Hmmm….
SEDIKIT ANALISIS
Mari saya ajak kamu ke wilayah pribadi saya yaitu pukul 23.00 atau 1 dini hari. Mari…saya welcome kali ini. Kamar saya –yg kata abang saya bisa main futsal di tempat tidur-memang penuh kejutan
Maka…
Saya seolah masuk ke jaman kegelapan Gelap untuk Para Pesakitan seperti pembesar Orde Baru. Konon, Para pesakitan ini seakan tertekan digerogoti penyakit Psikologis semacam Angst Psychose yaitu sejenis komunisto fobi, yg merasa tercekam dgn hal2 berbau komunis bahkan yg tak ada sangkutannya sama sekali.
Lalu…
Hiduplah seorang Suroto, tapol patugas dapur Tonwal, -dia ditugaskan membikin
Suroto dan teman2nya disuruh berkumpul. Semua staf unit dan Tonwal memandang suram para tapol. Tentu yg menyeamkan bukan hanya pandangannya tapi juga senjata yg bisa serta-merta meremukkan tubuh lisut mereka.
Suroto dipanggil maju, lalu ‘dikerjai’-‘seadanya’
‘Kamu tau salahmu, hah?’
‘Tidak!’jawAb Suroto.
Suroto kembali di bogem tak karuan. Merasa cukup puas, Suroto lalu dibawa ke
‘Hitung gulutan itu ada berapa!’, bentak Mantri Tani, Gusgastan Unit.
Suroto mulai menghitung
‘Hmmm…tujuh pak.’
Mantri Tani murka: ‘nah,TUJUH!!’, kamu tau sekarang, apa itu bilangan tujuh’
Suroto dan 500 tapol lainnya membisu dlm ketidaktauan.
‘Tidak tau pak…’Suroto menjawab pasrah
Gagang bedil menghantam Suroto hingga Suroto terkapar. Beberapa tulang iga dan tulang punggung retak. Suroto cacat seumur hidup.
Untung saya bukan Suroto. Bisik saya dlm hati ketika membaca buku ‘Aku Eks Tapol’ ini.
Cerita kita lanjutkan….
Memangnya kenapa dgn angka TUJUH??!
Hayooo…kenapa coba?!.
Nah…ternyata bagi Angst Psychose, angka TUJUH begitu mencekam dan penuh konspirasi. TUJUH melambangkan pahlawan Revolusi, yaitu korban pertama peristiwa G30S 1965, begitulah menurut tafsiran logika Pembesar ORBA
Yang menarik buat saya dan saya TERTARIK!!-----:
1. Angst Psychose
Betapa labilnya ‘sisi kemarahan’ org2 yg menderita penyakit ini. Kalau pembesar ORba terefleksikan pd komunifesto fobi. LAlu bagaimana dgn anda?, bagaimana dgn rekan sekitar kita?, bagaimana pembesar kita di Milinium ini?, bagaimanakah….
adakah terinfeksi virus serupa dgn modifikasinya. Anggaplah Perdana Menteri sekelas Tonny Blair atau Tuan Bush saya jadikan contoh…
Kalau boleh saya memberi nama, maka nama sindrom yg menjangkiti keduanya adalah semacam Islamo-R-Voution phobie yaitu suatu sindrom yg membuat para penderitanya begitu WasWas pada hal yg berbau Revolusi Putih dgn Islam.Islam Ideologis dan sejenisnya.alih-alih malah Islam itu sendiri.
Pantes aja PM Blair mengklaim ‘Islam-Ideologi’ sbg suatu Prinsip yg menyeRamkan/Ideologi Setan..
Saya rasa ini bukan satu klaim intelektual, melainkan suatu sepak terjang orang keSETANan
Pesaing yg akan membuka kedok ‘pelecehan HAM umat sedunia’ atas invasi-politik and invasi-ekonomi
Pesaing yg menggagalkan misi AS utk ‘membutakan hati yg melek’.
PEsaing yg menghentikan ‘perang-saudara’yg sering dihembuskan AS&kroni2 dgn nafsu imperialisnya.
Waah…wah…ternyata Om Blair dan Tuan Bush takut bersaing ya.
Hai kawan….tidakkah mengasikkan sedikit menakut2i keduanya org macam mereka!!.
2. Yeah…satu kata
Mungkin
OAAAAAHH….kenangan itu Harta yg Tak terbeli bukan?.
Saya Rindu pada Jatinangor….
Saya ingin kembali ke tempat itu dgn Filosofi yg akan lebih mengajak saya membelajari banyak hal.Hmm….tapi sungguh jauh lebih Rinduuuuuu…….akan Naungan BUNDA pd saya dan umat ini.
Satu Pengayom tempat berkeluh kesah. Bersikap Adil dan memanusiakan manusia. Pengayom yg telah dipancangkan oleh keGIGIHan RASUL dan Sahabat belasan Abad lalu. Saya harap saya Tak terlalu PEmimpi Sang Bunda akan Bersinar kembali. Menyapu Bid’ah, Penjajahan, Kemelaratan…yah..setidaknya MengEliminir oknum2 dgn Angst Psychose atau ISLAmo-R-Volution nya.
Buka TABIR harapan terINDAH kita
Karena manusia tanpa harapan rasanya HANYA se-onggok DAging yg hidup dgn tatapan kosong.
Mari wujudkan HArap Pinta itu…
Sebutlah nama NYA…Pinta PADANYA…
Karena setiap Do’a DIA kabulkan
Bismillah…
-alga-
jejak
TO: Ernest Lazzaro Slavindorchev,anda tak berhutang apa pun lagi, Saya hanya ingin anda menunggu atau mendongkrak saya menuju ‘And
Jumat, 11 April 2008
TAMAN-BUNGA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar